Sabtu, 23 April 2011

KEBANGGAAN MENJADI WARGA BOJONEGORO. (Bojonegoro Matoh)


saya bangga dilahirkan dan dibesarkan di Bojonegoro dan saya sangat berterima kasih kepada Bojonegoro karena saya makan dari tanaman yang dikeluarkan dari tanah Bojonegoro, saya minum air dari mata air yang keluar dari bumi Bojonegoro.
Kabupaten Bojonegoro merupakan salah satu kabupaten yang merupakan bagian dari Propinsi Jawa timur, dengan luas 230.706Ha yang terletak pada posisi 6059 sampai 7037Lintang Selatan dan 111025/ sampai 112009/Bujur Timur. Kabupaten Bojonegoro mempunyai 27 Kecamatan  dan terdiri dari 430 desa/kelurahan (419desa, 11kelurahan). Kabupaten Bojonegoro menurut sensus penduduk 2010 memiliki penduduk yang cukup besar yaitu 1.425.074jiwa terdiri dari 718.607 laki-laki dan 706.467perempuan.
 Menurut letak geografisnya; kabupaten Bojonegoro berbatasan dengan:
1.        Kabupaten Ngawi dan Kabupaten Blora - Jawa Tengah ( disebelah barat),
2.        Kabupaten Tuban (disebelah Utara),
3.        Kabupaten Lamongan (disebelah  timur), 
4.        Kabupaten Madiun-Kabupaten Nganjuk-Kabupaten Jombang (disebelah selatan).
Menurut saya, kabupaten Bojonegoro dikarunia’i  potensi alam yang begitu besar dan patut kita syukuri dan kita kelola sebaik mungkin demi kesejahtraan, kemakmuran dan kebahagian rakyat. Aku yakin apabila Potensi  Kabupaten Bojonegoro bila dikelola sebaik-baiknya pastilah Bojonegoro akan  lebih maju lagi di bandingkan dengan daerah lain.  Potensi yang ada di Kabupaten Bojonegoro yang dikaruniakan Allah meliputi:
1.       Tambang Minyak Bumi. Minyak bumi yang terkandung di Bojonegoro sangat luar biasa besarnya dan termasuk terbesar di Indonesia, baik yang sudah di kelola maupun yang belum dikelola.  Tambang minyak bumi terdapat di daerah-daerah:
a.       Kecamatan Ngasem ( Mojodelik, Brobohan, Wonorejo) yang mana terkandung minyak bumi +600.000.000barel (kurang lebih 600 juta barel)dan dapat diproduksi +160.000barel/hari. Sebagai pengelolanya  Exxon Mobile
b.       Kecamatan Kapas ( Sukowati) yang mana minyak bumi sudah dikelola sebesar 7.100 barel/hari yang dikelola oleh Petro cina.
c.        Kecamatan kedewan (Desa Wonocolo, Hargomulyo, dan beji)dengan total 74 unit sumur dengan kapasitas produksi +46.791liter/hari yang dikelola oleh KUD Bogosasono-Kasiman/
2.       Lahan Hutan (jati sebagai komuditas utama). Hutan Bojonegoro cukup luas yang tersebar hampir di setiap kecamatan  Kabupaten Bojonegoro (baik dikelola oleh Perum Perhutani maupun hutan rakyat). Jati yang dihasilkan oleh hutan di Bojonegoro merupakan katogori jati kualitas unggulan. Hutan jati selain mempunyai keuntungan sebagai penghijauan (sirkulasi udara) kayunya sangat membantu baik untuk perumahan meubel dll. 
3.       Sumber daya Air. Di Bojonegoro sumber airnya sangat melimpah yang berasal dari air hujan sebanyak 67M3/detik . Potensi air berasal dari sungai/kali, waduk, dan mata air. Potensi air terbesar berasal dari sungai Bengawan Solo dan waduk pacal.
4.       Tempat wisata. Di Bojonegoro memiliki potensi wisata yang bagus dan tidak kalah dengan daerah lain. Ada wisata alam (Kahyangan api/api abadi), wisata buatan(kolam renang, kolam pancing, taman/mliwis putih,hutan), wisata Rohani/religi (masjid-masjid yang tua, makam-makam tokoh yang dikeramatkan penduduk),Wisata Budaya (di suku samin).
5.       Pertanian dan Peternakan.  Di Bojonegoro sebagian besar masyarakatnya dipedesaan mata pencariannya adalah petani yang mengerjakan Sawah maupun lading/tegal. Hasil pertanian Bojonegoro cukuplah beraneka ragam (beras, jagung,mangga, Tembakau Verginia/tembakau terbaik di dunia, salak maupun blimbing).  Sedangkan peternakan Bojonegoro terutama di pedesaan cukuplah banyak, apalagi Pemda Kabupaten Bojonegoro sering mengadakan dukungan untuk para peternak.
6.       Sumber Daya Manusia. Di Bojonegoro terdapat berbagai jenis lembaga pendidikan dari TK sampai Perguruan Tinggi yang tidak kalah prestasi dibanding daerah lain, sehingga kualitas Sumber Daya Manusia Bojonegoro cukup baik.
Saya bermimpi dan berharap suatu ketika Bojonegoro menjadi:
1.       Daerah maju/metropolis seperti Singapura, Malaysia, maupun Brunai dengan kekuatan hasil tambang minyak bumi. Caranya dengan mengelola minyak bumi sebaik mungkin dengan teknologi yang canggih, bersahabat dengan alam yang tepat sasaran dan yang terpenting jangan sampai seperti daerah Sidoarjo (yang disedot minyak, namun yang keluar lumpur).
2.       Bebas dari pengangguran terdidik. Yang mana para siswa/Mahasiswa sehabis sekolah/kuliah diberi latihan gratis untuk memanfaatkan lahan hutan sebaik mungkin tanpa merusak tanaman hutan dan melatih ketrampilan yang berasal dari limpahan kayu. Selain melatih ketrampilannya para pemuda/pemudi Bojonegoro tentang pengolahan hasil hutan, Pemda Bojonegoro juga melatih mencari tempat pemasaran produksi. Pemerintah Bojonegoro bisa juga membangkitkan jiwa peternakan (sapi,kambing,)arena di sekitar hutan banyak sekali rumput maupun dedaunan yang bisa sebagai pakan ternak.
3.       Bebas Banjir dan bebas kekeringan. Banjir yang berasal dari Bengawan Solo merupakan ritual tahunan yang tidak dapat di hindari oleh daerah kita. Banjir terakhir dan terbesar terjadi di akhir 2007, pada tahun 1992 dan 1993 juga terjadi banjir bandang dari luapan bengawan Solo, namun sebaliknya Bojonegoro sering diterjang kekeringan tatkala musim kemarau panjang. Banjir bisa dicegah melalui beberapa metode/cara yang saling terkaitan antara yang satu dengan yang lain.
a.       Diadakan gerakan besar-besaran penghijauan (di pinggir kali, dipinggir jalan/lorong)dan disetiap jengkal tanah kosong diwilayah Bojonegoro. Yang mana akar dari pepohonan besar nantinya dapat menyerap air, dan dikala musim kemarau tidak terlalu mengalami kekeringan karena banyak cadangan air yang diserap oleh pepohonan.
b.       Tidak menambang pasir secara liar/sembarangan, karena dapat menimbulkan erosi.
c.        Diadakan penguatan tanah di pinggir bengawan Solo (di Beton/dipondasi) agar tanah tidak bergerak dari Margomulyo sebelah barat Bojonegoro sampai Boruno sebelah timur Bojonegoro, mungkin menelan biaya milyatan bahkan trilyunan. Namun aku rasa gak masalah karena hasil dari minyak bumi juga besar.
4.       Kalau di Kabupaten Lamongan ada WBL (Wisata Bahari Lamongan gabungan dari Tanjung Kodok &gua Maharani) yang 1 tiket masuk harganya 45ribu (non hari libur dan hari Jum’at-Sabtu) serta 65 ribu untuk 1tiket masuk dihari libur dan Sabtu-minggu. Coba kita bayangkan, bila 1 hari tiket terjual habis 5000tiket(lima ribu), berapa penghasilan Lamongan dalam 1hari, 1minggu,bahkan 1tahun?....Luar biasa!!!!!.  Kabupaten Bojonegoro? aku yakin bisa seperti Lamongan bila tempat rekreasinya dikelola dengan baik dan publikasi yang gencar. Mungkin penggabungan beberapa tempat wisata (gabungan waduk pacal dengan kahyangan api join dengan kesenian (tayuban) dan ditambah polesan sedikit saja akan tercipta wisata yang bisa menarik wisatawan domestic maupun mancanegara.
5.       Bebas dari kelaparan bahkan bisa jadi lumbung padi tingkat nasional dan bebas dari gizi buruk.  
a.       Bebas dari kelaparan dan bisa jadi lumbung padi. Bila petani-petani Bojonegoro di latih tentang cara bertani dengan baik (mengetahui kapan musim tanam yang tepat maupun komposisi pupuk)dan ketersediaan pupuk alias pupuk tidak langka serta mampu memanfaatkan limpahan air bengawan Solo (membuat irigasi yang bagus sehingga terhindar kekeringan saat kemarau)  maka hasil produksi padi di Bojonegoro akan selalu meningkat setiap panennya. Dari ketersediaan padi maka penduduk Bojonegoro akan terhindar dari kelaparan. Dengan sentuhan teknologi tepat guna, saya yakin panen petani akan tambah banyak sehingga tidak mustahil suatu ketika Bojonegoro akan menjadi Lumbung padi tingkat nasional.
b.       Bebas dari gizi buruk. Suatu daerah akan tercoreng dan merasa dapat aib apabila daerah tersebut di klaim daerah gizi buruk. Peternakan rakyat di Bojonegoro (Ayam, kambing, sapi, kerbau,ikan kolam)bila dikelola dengan baik maka Bojonegoro terbebas dari gizi buruk. Apalagi dengan keberadaan buah-buah segar (papaya, mangga, salak, pisang, blimbing, jambu)yang begitu banyak dipekarangan penduduk maka masyarakat Kabupaten Bojonegoro akan tercukupi Vitamin dan gizi. Jadi kata lain masyarakat Bojonegoro harus terhindar dari gizi buruk dan tidak ada tempat untuk gizi buruk.
6.       Bebas dari berbagai penyakit. Sudah saatnya masyarakat Bojonegoro andaikata sakit tidak harus menunggu lama untuk sembuh dari penyakitnya. Pemerintah pusat menganggarkan untuk kesehatan berupa pengobatan gratis kaum miskin melalui Jamkesmas (Jaminan kesehatan masyarakat),sudah saatnya Pemerintah Kabupaten Bojonegoro untuk menganggarkan untuk mengratiskan pengobatan kaum miskin dengan Jamkesda Bojonegoro.(Jaminan Kesehatan kabupaten Bojonegoro yang dianggarkan dari APBD Kab. Bojonegoro) Bila masyarakat Bojonegoro bebas dari penyakit maka dapat dipacu produktifitasnya guna pembangunan Bojonegoro.
7.       Bebas Buta Hurup dan melek teknologi. Pemerintah pusat melalui BOS (biaya operasional sekolah) sehingga anak sekolah mendapat pendidikan gratis (SD/Sederajat sampai SMP sederajat)namun perlu ada peningkatan sarana prasarana (Laboraturium/perpustakaan), alangkah baiknya nanti setiap SD di Bojonegoro ada Perpustakaan sekaligus perangkat Internet sehingga seluruh rakyat Bojonegoro selain bebas buta hurup sekaligus melek teknologi. Bila sumber daya manusia (SDM) sudah dikelola dengan baik maka tersedialah tenaga-tenaga yang tangguh demi neningkatkan kemajuan Kabopaten Bojonegoro sehingga bias menjadi daerah yang “MATOH”.

Bila 7mimpi saya terwujud maka Slogan “Membuat Bojonegoro melebihi Lamongan”dikala Bapak Suyoto berkampanye menyalonkan Bupati (beberapa tahun yang lalu) pasti terwujud apalagi APBD Kabupaten Bojonegoro untuk tahun 2010 ini+Rp.1.019.791.232.874 (diatas Satu trilyun Sembilan belas milyar), sedangkan lamongan hanya +Rp.881.981.325.527(hanya Delapan ratus milyaran/Data WWW. LamonganKab.Go.Id).

1 komentar:

  1. apa yang sudah dilakukan pak nyoto untuk memajukan bojonegoro? tidak banyak yang berubah dari bupati sebelumnya. jalan padangan yang masih bergelombang. perahu penyebrangan bengawan solo yang banyak memakan korban tidak dirubah prosedurnya sehingga menjadi transportasi yang aman. Bojonegoro masih belum matoh kang nyoto!!

    BalasHapus