Kamis, 23 Desember 2010

Anak perlu mendapat perhatian

      Siapapun orang tua yang telah memiliki anak(putra/putri) pastilah sangat bangga dan sayang pada anak. Perhatian orang tua pada anak sebaiknya dicurahkan disaat anak masih dalam kandungan karena perhatian yang baik dari orang tua dikala anak masih dalam kandungan sedikit banyak juga turut berperan penting didalam pembentukan karakter anak. Sejak dalam kandungan si orang tua  terutama ibu haruslah mencukupi nutrisi dan gisi dari cakon anaknya sehingga sang anak tidak kekurangan gizi maupun nutrisi sehingga tatkala lahir diharapkan lahir bayi yang sehat dan cukup bobot (berat badan). Masih keterkaitan anak dalam kandungan sang ibu;sebaiknya secara rutin di putarkan musik-musik klasik,dibacakan ayat-ayat suci Alqur'an,maupun diajak komunikasi dengan cara ayah mengusap perut sang bunda dan membisikkan didekat perut dengan kata-kata yang lemah lembut yang penuh makna. Tidak kalah pentingnya pula setiap bulan sang bunda memeriksakan kehamilannya pada bidan maupun dokter kandungan (dokter ahli kebidanan),biar anak dalam perut sang bunda dapat di deteksi perkembangannya.
      Dikala kelahiran tiba sang ayah alangkah baiknya menjaga disamping bunda agar memberi kekuatan sang bunda dalam melahirkan (memberi kekuatan agar bisa mendorong bayi yang didalam perutnya agar bisa keluar dengan mudah). Setelah bayi dibersihkan oleh perawat,maka sebagai bentuk perhatian orang tua adalah mengumandangkan Azan ditelinga kanan dan mengumandangkan Iqomat disebelah kiri sebagai pembelajaran keimanan pertama kali untuk anak. (khusus anak yang dilahirkan keluarga umat Islam).
     Bentuk perhatian orang tua selanjutnya kepada anaknya yang baru lahir adalah memberi nama yang baik kepada anaknya karena nama yang baik merupakan bentuk manivestasi do'a orang tua pada anak. Dimasa bayi ini, sang ibu (terkecuali yang terkena positiv Hipatitis/ASI tidak keluar)wajib memberi ASI Exlusif (memberi total ASI tanpa diwakilkan susu Formula)agar terbentuk sestem kekebalan tubuh sang anak selain itu ibu yang menyusui (memberikan ASINYA)pada bayinya merupakan bentuk kasih sayang yang paling dalam dan sebagai sarana komunikasi antara Ibu dengan sang bayi. Menginjak 6bulan keatas baru sang anak diberi makanan tambahan disamping pemberian ASI sampai umur 2tahun.
     Diwaktu usia 2-5tahun sebelum anak memasuki TK, orang tua memberikan perhatian pada anak terutama perkembangan jiwa dan sosial anak dengan cara anak dibelikan berbagai macam permainan yang mempunyai unsur melatik Psikomotoriknya (ketrampilan anak)sesuai dengan tarap perkembangannya. Anak dalam bermain dipersilahkan mengajak atau  berkumpul dengan teman sebayanya sebagai bentuk belajar sosial.  Selain anak bermain dengan kelompoknya;orang tua setiap hari harus menyempatkan diri untuk bermain bersama anaknya dan mungkin dapat bercerita/mendongeng untuk pembentukan kepribadian anak serta menambah kedekatan hubungan orang tua - anak.
      Pada masa usia 5atau 6tahun orang tua sudah mempunyai kewajiban untuk mencarikan tempat pendidikan formal anak (TK/SD)yang berkualitas (namun tidak mahal/terjangkau)supaya anak selain dididik dengan pendidikan Kognitiip(pengetahuan)juga di didik Afektif (sikap/Akhlaq/moral) yang dalam berdasarkan ilmu-ilmu agama maupun sosial kesopanan, juga tersedia juga pengembangan fisik dan ketrampilan anak (Sasilitas pengembangan Psikomatorik yang cukup). Pendidikan anak jangan cuma dibebankan pada sekolah saja /guru namun orang tua juga setiap waktu dapat memantau perkembangan anak dengan cara mengontrol buku-buku anak maupun datang kesekolah untuk konsultasi tentang perkembangan Kognitif-Afektif-Psikomotorik si anak buah hatinya.Selain perhatian,orang tua juga harus mencukupi kebutuhan sekolah anaknya terutama peralatan dan perlengkapan sekolahnya.
      Selepas dari SD tatkala anak menginjak remaja ( SMP/SMA)anak jangan dilepas begitu saja namun orang tua harus lebih ekstra untuk memperhatikan anak (namun diusahakan anak jangan sampai tersinggung/marah),bebaskan anak untuk berteman pada siapa saja namun orang tua harus tau betul tentang siapa saja anak-anak yang diajak berteman anak kita (group anak kita) dengan maksud tujuan agar anak kita tidak salah dalam pergaulan maupun jangan sampai anak kita masuk dunia pergaulan bebas (terjebak Narkoba ataupun terjebak sex bebas). Disini orang tua bisa mengambil posisi sebagai kawan yang baik anaknya agar anak dengan senangnya curhat pada kita selaku orang tua. Anak mulai duduk di bangku SMP/SMA sudah mulai diajarkan mengelola keuangan sendiri dengan cara jatah uang saku selama 1bulan diberikan langsung namun diakhir bulan orang tua minta perincian pengeluaran anak sebagai latihan pertanggung jawaban tindakan dari suatu kepercayaan.
      Lepas dari SMA/sederajat bila orang tua memiliki kelebihan uang dalam pemenuhan hidup sehari hari, maka orang tua dapat menyarankan kepada anaknya untuk memilih meneruskan belajar di Perguruan Tinggi sesuai dengan bakat -minat dan kemampuan anak tersebut jangan sampai orang tua memaksakan jurusan tertentu untuk anaknya padahal anak tidak memiliki ketertarikan maupun kemampuan pada jurusan tersebut, ini bisa merusak dan menyiksa anak. Ujung-ujungnya nanti kuliah sudah berjalan beberapa semester dan orang tua telah mengeluarkan biaya jutaan rupiah akhirnya dengan alibi tidak kuat (gak mampu berfikir) anak terus keluar. Disini siapa yang dapat disalahkan? Orang tuakah? atau anakkah? Intinya biarkan anak untuk berkembang dan membentuk dunia masa depannya sendiri sedangkan orang tua sebagai fasilitator.
ANAK  MERUPAKAN  TITIPAN ILAHI
ANAK MERUPAKAN  HARTA YANG BERHARGA BUAT ORANG TUA
MAKA  ASUHLAH ANAK-ANAK KITA DENGAN BENAR!!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar